Kegiatan 4.1 Menulis Puisi
Pengantar Kreasi Sastra
Sastra merupakan
dunia lain yang tak memiliki batas untuk berkreasi. Dengan sastra pengarang
dapat mengaktualisasikan diri sebagai individu yang masing-masing memiliki
suatu keunikan. Tidak jarang sastra dijadikan sebagai pengukur suatu peradaban
karena nilai-nilai yang ada dalam kehidupan dapat dibingkai sedemikian rupa
oleh pengarang sehingga mampu menghadirkan berbagai realita sosial yang
ada pada masa tertentu.
Dikatakan
demikian karena karya sastra tidak tercipta dari suatu “kekosongan”. Artinya
karya sastra tidak bisa tercipta hanya dengan berimajinasi semata, melainkan
harus ada relasi antara imajinasi dan realitas sosial yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari dan begitu juga sebaliknya. Karya sastra tidak bisa hadir dengan
realitas sosial saja karena pengarang tentu membutuhkan imajinasi untuk
mengemas suatu karya sehingga memiliki nilai estetika yang tinggi, hal yang
demikian biasa disebut proses kreatif sastra. Proses kreasi sastra
tersebut diungkapkan melalui bahasa sebagai media. Dengan demikian, di dalam
kesusatraan ada beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan, yaitu faktor
persoalan yang diungkapkan, keindahan pengungkapan dan faktor bahasa atau kata.
Bentuk cipta satra yang dapat dibuat menurut Mursal Esten (2013:6) dapat
berupa: puisi, cerita rekaan (fiksi); esai dan kritik; dan drama.
Bagaimana proses
mencipta sebuah puisi, mari kita buka halaman selanjutnya.
Puisi “Kembalikan Indonesia Padaku” merupakan
sintesis dari adanya tesis dan antitesis. Tesis adalah kenyataan yang dihadapi.
Dalam hal ini relitas kehidupan rakyat di Indonesia, yang penduduknya padat,
dengan angka kemiskinan yang masih tinggi. Antitesis adalah sikap yang
bersifat subjektif dan intersubjektif, sikap kekhawatiran penulis terhadap masa
depan Indonesia bila tidak segera “diselamatkan”. Pertentangan antara tesis dan
antitesis tersebut menghadirkan sebuah berupa pemulihan kondisi dengan
pernyataan kembalikan Indonesia Padaku. Sintesis yang dibuat penulis bersifat
idealis, imajinatif, dan kreatif berdasarkan cita-cita dan konsepsi pengaran.
emadatkan bahasa
ke dalam sebuah puisi memang tidak mudah sebab sebuah kreasi sastra yang indah,
bukan saja karena bahasanya yang beralun-alun dan penuh irama. Ia harus dilihat
secara keseluruhan: tema, amanat, dan strukturnya. Pada nilai-nilai yang
terkandung dalam cipta sastra tersebut. Ada beberapa nilai yang harus dimiliki
oleh sebuah kreasi sastra diantaranya: nilai estetika, moral, dan nilai-nilai
lain yang sifatnya konseptual. Ketiga nilai tersebut sesungguhnya tidak dapat
dipisahkan sama sekali. Untuk mendukung keindahan bahasa puisi penyair dapat
menggunakan imaji/citraan, sarana retorika atau gaya bahasa, atau pilihan kata
baik yang bermakna denotasi maupun konotasi