MOTTO
Sebuah pelajaran dari tinta dan kertas,
Sebagian kita adalah tinta dan yang lainnya ialah bagai kertas,
Dan jika tinta ini bukan untuk kertas hitam, sebagian dari kita akan
menjadi tuli, dan jika tinta ini bukan untuk kertas putih diantara kita,
Sebagian dari kita menjadi buta
(Khalil Gibran)
PERSEMBAHAN
Dengan rasa syukur kita panjatkan kepada-Nya, saya persembahkan
karya ini sebagai tanda rasa cinta,
pengabdian, dan terima kasih kepada:
Rudjito, kedua
orang tuaku yang senantiasa mendoakan kepada Allah SWT putra putrinya semoga
berhasil dalam neraih cita-cita
Ida Nur Suhartini,
Istriku tercinta yang senantiasa mendampingiku dalam suka dan duka serta
memberikan dorongan dalam menyelesaikan studiku
Rekan-rekan mahasiswa S1 PGSD UT UPBJJ Surakarta
Seluruh keluarga besar SD Djama’atul Ichwan
Almamater S1 PGSD UT
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan berkah dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Pemantapan Kemampuan Mengajar Profesional (PKP),
Dalam penyusunan
laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan, tetapi atas bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan ini dapat teratasi. Untuk itu
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1.
Bapak Muhammad Muhsin, S.Pd.I, selaku Kepala
Sekolah SD Djama’atul Ichwan yang telah memberikan ijin untuk melanjutkan belajar ke jenjang S1.
2.
Bapak Ir. Muhammad Kholis,M.Si.,
selaku Kepala UPBJJ UT Surakarta.
3.
Bapak Drs. Nanang Ebi Wasono,
selaku Sopervisor sekaligus pembimbing yang telah memberi arahan padapenulis
untuk menyelesaikan laporan ini.
4.
Seluruh pengajar S1 PGSD UT
UPBJJ Surakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.
5.
Istruku tercinta yang telah mendorong penulis dalam menyelesaikan studi S1
PGSD.
6.
Semua pihak yang telah membantu
dalam penelitian ini.
Penulis yakin bahwa dalam mengadakan perbaikan ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu segala bantuan yang telah diberikan, penulis hanya
menyampaikan rasa hormat dan penghargaan yang setinggi-tingginya
Semoga amal kebaikannya mendapat imbalan yang lebih baik.
Akhirnya penulis
berharap penelitian ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Saran dan kritik yang
membangun sangat penulis harapkan.
Surakata, Mei 2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
……………………………………………………. i
HALAMAN PELAPORAN
…………………………………………….. ii
HALAMAN PENGESAHAN
………………………… ……………….. iii
HALAMAN ABSTRAK
……………………………………………….. . iv
HALAMAN MOTTO
…………………………………………………... v
HALAMAN
PERSEMBAHAN ………………………………………... vi
KATA PENGANTAR
………………………………………………….. vii
DAFTAR ISI …………………………………………… ……………... viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. x
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
…………………………………….. 1
B.
Perumusan Masalah………………………………………….. 2
C.
Tujuan Perbaikan
……………………………………………. 3
D.
Manfaat
Perbaikan…………………………………………… 3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A.
Tinjauan Pustaka
…………………………………………… 5
1.
Hakikat Belajar
………………………………………… 5
2.
Tinjauan Media
…………………………………………. 8
3.
Tinjauan Matematika …………………………………... 10
B.
Kerangka Pemikiran
……………………………………….. 17
C.
Hipotesis
…………………………………………………….. 18
BAB III PELAKSANAAN PENELITIA N
A.
Tempat dan Waktu Penelitian
………………………………. 19
1.
Tempat Penelitian
……………………………………… 19
2.
Waktu Penelitian
………………………………………. 19
B.
Bentuk dan Strategi Penelitian
…………………………….. 19
1.
Bentuk Penelitian
……………………………………… 19
2.
Strategi Penelitian
…………………………………….. 20
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Pengamatan / Pengumpulan Data
……………………… 23
B.
Temuan dan Hasil Pembahasan
………………………… 26
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.
Kesimpulan ……………………………………………… 35
B.
Implikasi ………………………………………………… 36
C.
Saran ……………………………………………………. 37
Daftar Pustaka ……………………………………………………… 39
Lampiran …………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari
perkembangan teknologi modern, juga mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang
teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan
Matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, dan teori peluang.
Untuk menguasai dan menciptakan teknologi di masa depan diperlukan penguasaan
Matematika yang baik.
Adapun fungsi dan tujuan pembelajaran Matematika di
Sekolah Dasar sebagaimana diamanatkan
oleh kurikulum KTSP pada intinya adalah untuk mengembangkan kemampuan bernalar
melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen, serta melatih cara
berpikir yang sistematis, logis, kritis, kreatif, dan konsisten. Kemampuan ini
membutuhkan pemikiran yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran Matematika
dengan menggunakan media yang sesuai.
Dalam setiap kesempatan, pembelajaran Matematika
hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi. Dengan
mengajukan masalah yang baru berkembang, siswa dapat secara bertahap dibimbing
untuk menguasai konsep Matematika. Untuk
meningkatkan keefektifan pembelajaran, guru diharapkan menggunakan teknologi
dan informasi seperti penggunaan media bangun datar.
|
Kenyataan di lapangan bahwa tujuan Matematika
seperti yang dirumuskan dalam kurikulum KTSP tersebut belum dapat dicapai
secara optimal. Hal ini disebabkan karena pengajaran Matematika kurang
menggunakan media yang sesuai sehingga siswa hanya menghafal saja, dari aspek
bangun datar diharapkan siswa akan meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan kenyataan
tersebut maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan bahwa rendahnya
hasil belajar matematika adalah kurang
optimalnya penggunaan media bangun datar dan hambatan penggunaan media bangun
datar.
Sesuai latar belakang masalah di atas bahwa rendahnya
hasil belajar Matematika pada akhir periode pembelajaran tidak terlepas dari
penggunaan media bangun datar. Disamping itu juga minat siswa dalam mengikuti
pembelajaran Matematika sangat kurang, sehingga pembelajaran kurang bermakna.
Agar pembelajaran Matematika dapat memberikan pengalaman
yang lebih bermakna dan utuh serta mencapai hasil belajar yang maksimal sesuai
dengan tujuan yang diharapkan, maka guru harus dapat memilih media yang sesuai
dengan materi, karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan untuk
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, indera pendengaran, indera
perabaan, indera pengecapan, dan indera penciuman.
Bertolak dari sejumlah permasalahan yang ada di lapangan
dan keinginan untuk meningkatkan hasil belajar Matematika, maka dilakukan
penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan Penguasaan
Materi Bangun Datar pada siswa kelas III Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan UPTD
Dikpora Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012
Perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua
siklus, yang setiap siklusnya memuat tentang perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi. Laporan ini juga memuat pendahuluan, kajian teori,
pelaksanaan perbaikan, kesimpulan, saran, serta tindak lanjut.
B.
Perumusan Masalah
Setelah dilaksanakan test ternyata hasil belajarnya
kurang memuaskan sehingga perlu diadakan perbaikan untuk meningkatkan hasil
yang lebih baik. Beberapa masalah yang menyebabkan kurang berhasilnya siswa
dalam belajar, diantaranya :
1.
Siswa kurang bersemangat dalam
mengikuti belajarnya.
2.
Pembelajaran tidak melibatkan
siswa secara langsung.
3.
Media yang digunakan guru tidak
menarik sehingga membosankan siswa.
|
Dari masalah yang teridentifikasi
peneliti menemukan satu masalah yaitu pembelajaran tanpa melibatkan langsung
siswa serta penggunaan media yang tidak relefan menyebabkan hasil belajar
rendah. Masalah tersebut dapat
dirumuskan sebagai berikut “ Apakah penggunaan media bangun datar dapat
meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan Kota
Surakarta “
C.
Tujuan Perbaikan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat
ditetapkan tujuan perbaikan sebagai berikut:
1.
Tujuan perbaikan adalah untuk
mengetahui apakah penerapan media bangun datar secara nyata dalam pembelajaran
Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.
Memberikan informasi dan contoh
tentang bagaimana menyajikan pembelajaran Matematika dengan menggunakan media
bangun datar secara nyata dapat meningkatkan hasil belajara Matematika kepada
siswa.
3.
Memberikan pengetahuan bagi
siswa dalam pembelajaran Matematika melalui media bangun datar dalam kehidupan
sehari-hari.
D.
Manfaat Perbaikan
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari hasil
perbaikan adalah manfaat teoretis dan manfaat praktis.
1.
Manfaat Teoretis
- Sebagai sumbangan pemikiran guru dalam pembelajaran Matematika, sehingga sewaktu-waktu ada kesulitan dapat membantu dalam pemecahan masalah yang dikira sulit bagi teman.
- Sebagai arah para guru dalam proses pembelajaran Matematika, sebab suatu pembelajaran dianggap berhasil apabila sesuai dengan arah yang tepat.
- Sebagai peningkatan kualitas pembelajaran Matematika, karena dengan kualitas yang baik hasilnya juga akan meningkat.
2.
Manfaat Praktis
Manfaat ini berguna bagi peneliti, bagi siswa, dan bagi
sekolah, yaitu:
- Bagi peneliti bermanfaat untuk menemukan solusi dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika kelas III.
- Bagi siswa dapat digunakan sebagai motivasi belajar agar hasil belajar Matematika meningkat.
- Bagi sekolah dapat memberikan masukan kepada Kepala Sekolah dalam usaha untuk perbaikan proses belajar mengajar para guru dalam menambah sarana dan prasarana sehingga suatu pendidikan di sekolah dapat meningkat dan hasilnya lebih baik.
|
||||
|
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan
Pustaka
Pada bab ini akan dikemukakan mengenai Tinjauan Pustaka,
Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis. Tinjauan Pustaka merupakan uraian sistematis
tentang hasil-hasil penelitian yang telah dikemukakan oleh peneliti terdahulu
dan hubungan dengan perbaikan yang akan dilakukan. Kerangka Pemikiran yang akan
dipaparkan adalah meningkatkan sumber daya manusia melalui proses pembelajaran
Matematika dengan pendekatan proses. Hipotesis berisi konsep yang akan
digunakan untuk menjawab masalah yang akan diperbaiki, disusun berdasarkan
teoritis dan kajian hasil perbaikan yang telah dikemukakan.
1. Hakikat Belajar
Dalam hakikat
belajar ini akan dibahas dua hal, yaitu pengertian belajar dan
faktor-faktor yang mempengaruhi belajar.
a.
Pengertian Belajar
Belajar selalu didefinisikan sebagai
suatu perubahan pada diri individu yang disebabkan oleh pengalaman. Perubahan
yang terjadi pada diri seseorang banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya.
Karena itu sudah tentu setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan
perubahan dalam arti belajar.
Belajar lebih berhasil bila
berhubungan dengan minat, keinginan, dan tujuan siswa. Hal ini terjadi bila
banyak berhubungan dengan apa yang diperlukan siswa dalam kehidupan
sehari-hari. Di sekolah progresif siswa diajak membicarakan proyek agar tahu
tujuan yang akan dicapai dan yakin akan manfaatnya.
|
Belajar dalam pengertian yang paling umum
adalah setiap perubahan tingkah laku akibat pengalaman yang diperolehnya atau
sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya. Karena manusia bersifat
dinamis dan terbuka terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada dirinya dan
lingkungan sekitarnya, maka proses belajar akan selalu terjadi tanpa henti.
Menurut Slameto (1995:2), belajar
ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya
sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Jika seseorang belajar sesuatu
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara menyeluruh
dalam sikap, keterampilan, dan kemampuannya.
Sementara itu, menurut Witherington
dalam Ngalim Purwanto (1977:84), belajar adalah suatu perubahan di dalam
kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, atau suatu pengertian.
Sedang menurut Oemar Hamalik (1989:60),
belajar merupakan proses perubahan tingkah laku sebagai hasil daripada
pengalaman dan latihan.
Perkataan belajar dirumuskan oleh
Kimble dalam Singgih D Gunarsa (1990:119), belajar adalah perubahan yang
relatif menetap dalam potensi tingkah laku yang terjadi sebagai akibat dari
latihan dengan penguatan dan tidak masuk perubahan-perubahan karena kematangan,
kelelahan, dan kerusakan pada susunan saraf. Dalam hal ini, belajar adalah
suatu yang diubah atau berubah dari rangkaian tingkah laku dan perubahan itu
bersifat menetap. Ini diartikan bilamana pada suatu saat terjadi perubahan, ada
suatu yang baru diperoleh mempelajari sesuatu dan ini akan bersifat menetap
dalam diri seseorang.
Berdasarkan pendapat-pendapat di
atas, maka dapat simpulkan bahwa belajar suatau proses aktivitas manusia secara
aktif, melibatkan unsur jasmani maupun rohani untuk menghasilkan
perubahan-perubahan dalam hal pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan
sikap. Perubahan-perubahan itu bersifat relatif konstan dan menetap, sehingga
dibutuhkan suatu minat agar mendapatkan sikap belajar yang baik.
|
Menurut Slameto (1987:3-4) ada enam aspek
perubahan belajar, yaitu perubahan terjadi secara sadar, perubahan dalam
belajar bersifat kontinu dan fungsional, perubahan dalam belajar bersifat aktif
dan pasif, perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, perubahan dalam
belajar atau terarah, perubahan mencakup suluruh aspek tingkah laku.
1)
Perubahan terjadi secara sadar.
Artinya seseorang yang belajar akan merasakan perubahan yang terjadi sebagai
akibat dari usaha belajarnya.
2)
Perubahan dalam belajar
bersifat kontinu dan fungsional. Artinya perubahan yang terjadi dalam individu
siswa berlangsung secara berkesinambungan, tidak statis.
3)
Perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif. Artinya perubahan-perubahan yang senantiasa
bertambah dan tertuju untuk memperoleh sesuatu yang lebih baik dari sebelumnya.
4)
Perubahan dalam belajar bukan
bersifat sementara. Artinya perubahan yang bersifat menetap atau permanen
sehingga tingkah lakunya menetap.
5)
Perubahan dalam belajar atau
terarah. Artinya perubahan tingkah laku itu merupakan tujuan yang akan dicapai
sehingga perubahan tingkah lakunya benar-benar disadari.
6)
Perubahan mencakup seluruh
aspek tingkah laku. Artinya perubahan sebagai akibat dari belajar yang
dilakukan sehingga terjadi perubahan tingkah laku yang baik.
Dalam pembelajaran matematika
perubahan tingkah laku yang terjadi apabila siswa seacara sadar dan
berkesinambungan dalam belajarnya dengan menggunakan media yang sesuai, maka
apa yang diharapkan akan tercapai. Sebab dengan belajar tanpa ada tekanan siswa
akan berhasil dalam mengerjakan tugas dari guru.
Belajar adalah suatu aktivitas yang
dilakukan secara sadar untuk mendapatkan sejumlah kesan dari bahan yang telah
dipelajari.
Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1991:21),
tujuan dalam belajar adalah terjadinya suatu perubahan dalam diri individu.
Sejalan dengan itu, Sardiman dalam Syaiful Bahri Djamarah (1991:21), belajar
sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psikofisik menuju perkembangan pribadi
manusia seutuhnya, yang menyangkut cipta, rasa dan karsa, rasa kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
|
Dari pengertian belajar sebagimana
dikemukakan di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang hakikat dari
aktivitas belajar. Hakikat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang
terjadi dalam diri individu. Perubahan itu nantinya akan mempengaruhi pola
pikir individu dalam berbuat dan bertindak. Perubahan itu sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam belajar.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Dalam proses
belajar, individu sering mengabaikan tentang perkembangan hasil belajar dalam
belajarnya. Peneliti menunjukkan bahwa pengenalan seseorang akan lebih berusaha
meningkatkan hasil belajar selanjutnya.
Menurut Ngalim
Purwanto (1990:107), faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu faktor dari dalam dan
faktor dari luar.
1)
Faktor dari dalam, meliputi
fisiologi dan psikologi.
a)
Fisiologi, terdiri dari kondisi
fisik dan kondisi panca indera.
b)
Psikologi, terdiri dari bakat,
minat, kecerdasan, motivasi, dan kemampuan kognitif.
2)
Faktor dari luar, meliputi
lingkungan dan instrumen
a)
Lingkungan, terdiri dari alam
dan sosial.
b)
Instrumental, terdiri dari
kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas,
administrasi/manajemen.
Dengan demikian faktor dari dalam
maupun luar akan berinteraksi baik secara
langsung maupun tidak langsung akan berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
2.
Tinjauan Media
Dalam tinjauan media ini akan dibahas
tentang pengertian media, tujuan media,
dan manfaat media.
a.
Pengertian Media
Media dalam mengajar memegang peranan
penting sebagai alat bantu untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
efektif. Media merupakan alat perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat
komunikasi.
|
Menurut Arief S Sadiman, Rahardjo, Anung
Haryono, Rahardjito (2002:6), media adalah perantara atau pengantar pesan dari
pengirim ke penerima pesan.
Sedang menurut Gagne dalam Arief S
Sadiman (2002: 5), media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa
yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Kedua
pendapat para ahli tersebut yang disebut media oleh peneliti adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta
perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media pendidikan atau pengajaran
didefinisikan Gagne dan Reiser dalam Mulyani Sumantri (2001:152) sebagai
alat-alat fisik yang pesan-pesan instruksional dikomunikasikan. Selanjutnya
Dinje Borman Rumumpuk dalam Mulyani Sumantri (2001:152) mendefinisikan media
pengajaran sebagai setiap alat yang dipergunakan sebagai media komunikasi data
yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar.
Pendapat kedua ahli tersebut oleh
peneliti yang dimaksud dengan media pengajaran adalah segala alat pengajaran
yang digunakan guru sebagai perantara untuk menyampaikan bahan-bahan
instruksional dalam proses belajar mengajar sehingga memudahkan pencapaian
tujuan pengajaran.
b.
Tujuan Media
Tujuan dari penggunaan media yaitu
untuk membantu guru menyampaikan pesan-pesan secara mudah kepada siswa sehingga
siswa dapat menguasai pesan-pesan secara cepat, tepat, dan akurat. Penggunaan
media yang dimaksud agar siswa tidak merasa bosan dalam belajarnya.
Menurut Mulyani Sumantri (2001:153),
secara khusus media pengajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut:
1)
Memberikan kemudahan kepada
siswa untuk lebih memahami konsep, sikap dan keterampilan tertentu tentang
penggunaaan media yang tepat menurut karakteristik bahan.
2)
|
Memberikan pengalaman belajar yang berbeda
dan bervariasi sehingga lebih merangsang minat siswa untuk belajar.
3)
Menumbuhkan sikap dan
keterampilan tertentu dalam teknologi, karena siswa tertarik untuk menggunakan
atau mengoperasikan media tertentu.
Dengan demikian menurut peneliti
tujuan media adalah membantu guru dalam menyampaikan pesan kepada siswa dan
membantu siswa dalam memahami konsep, sikap, dan keterampilan dalam belajarnya.
c.
Manfaat Media
Media pengajaran merupakan segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk mengantarkan atau menyampaiakan pesan berupa
sejumlah pengetahuan, keterampilan, dan sikap-sikap kepada siswa sehingga siswa
dapat menangkap, memahami, dan memiliki pesan-pesan dan makna yang disampaikan.
Menurut Mulyani Sumantri (2001:154)
secara umum media manfaat sebagai:
1)
Alat bantu untuk mewujudkan
situasi belajar mengajar yang efektif.
2)
Bagian intregal dari
keseluruhan situasi mengajar.
3)
Meletakkan dasar-dasar yang
kongkrit dari konsep yang abstrak sehingga
dapat megurangi pemahaman yang bersifat verbalisme.
4)
Membangkitkan motivasi belajar
siswa.
5)
Mempertinggi mutu belajar
mengajar.
Menurut peneliti dalam perbaikan ini,
manfaat media adalah membantu mewujudkan situasi belajar mengajar,
membangkitkan motivasi belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar, serta
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3. Tinjauan Matematika
Dalam
tinjaun matematika ini akan dibahas menjadi lima hal, meliputi pengertian
matematika, fungsi pembelajaran matematika, tujuan pembelajaran matematika,
standar kompetensi matematika SD dan MI, tinjauan bangun datar.
a.
Pengertian Matematika
|
Matematika adalah ilmu tentang logika mengenal bentuk, susunan, besaran,
dan konsep-konsep yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Matematika
itu timbul karena pikiran-pikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses,
dan penalaran.
Menurut Suyitno dalam www.duniaguru.com (2000:37), matematika adalah ilmu yang
mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak. Untuk menunjang
kelancaran pembelajaran di samping pemilihan metode yang tepat juga perlu
digunakan suatu pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksasi
siswa.
Sedangkan menurut Johnson dan
Myklebus dalam bukunya Mulyono Abdurrahman (1999:252), matematika adalah bahasa
simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan–hubungan
kuantitatif dan keruangan, sedangkan fungsi teorinya adalah untuk memudahkan
berpikir.
Sementara menurut Paling dalam
bukunya Mulyono Abdurrahaman (1999: 252) mengemukakan bahwa :
Matematika adalah suatu cara untuk menemukan jawaban terhadap
masalah yang dihadapi manusia, suatu cara menggunakan informasi, menggunakan
pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, menggunakan pengetahuan tentang
menghitung, dan yang paling penting adalah memikirkan dalam diri manusia itu
sendiri dalam melihat dan menggunakan hubungan-hubungan.
Berbagai pendapat ahli tersebut
disimpulkan bahwa matematika adalah pola berpikir, pola mengorganisir
pembuktian yang logis, menggunakan bahasa yang cermat, jelas, dan akurat serta
representasinya dengan simbol. Matematika juga merupakan pengetahuan struktur
yang terorganisasikan sifat-sifat atau teori-teori itu dibuat secara deduktif
berdasarkan kepada unsur-unsur yang didefinisikan kebenarannya, disamping itu
matematika juga merupakan seni karena keindahannya terdapat pada keterurutan
dan keharmonisannya.
b.
Fungsi Pembelajaran Matematika
|
Dalam Kurikulum KTSP disebutkan bahwa
matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan
penyelidikan, eksplorasi, dan eksperimen sebagi alat untuk komunikasi melalui
simbol, tabel, grafik, diagram dalam menjelaskan gagasan.
Dengan demikian mata pelajaran
matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan
menggunakan bilangan dan simbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu
memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Tujuan Pembelajaran
Matematika
Menurut Suyitno dalam www.duniaguru.com
(2004:1), pembelajaran adalah upaya untuk menciptakan iklim dan pelayanan
terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan kebutuhan peserta didik yang
beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara
siswa dengan siswa. Sedangkan dalam kurikulum KTSP disebutkan bahwa pembelajaran
matematika adalah melatih cara berpikir secara sistematis, logis, kritis, dan
konsisten.
Untuk
mencapai kemampuan tersebut perlu dikembangkannya proses belajar matematika
yang menyenangkan, memperhatikan keinginan siswa, membangun pengetahuan dari
apa yang diketahui siswa, menciptakan suasana kelas yang mendukung kegiatan
belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan
kegiatan yang menantang, memberikan kegiatan yang memberi harapan keberhasilan,
menghargai setiap pencapaian siswa.
Berdasarkan kurikulum di atas dapat
dikatakan bahwa guru dalam melakukan pembelajaran matematika harus bisa membuat
situasi yang menyenangkan, memberikan alternatif penggunaan alat peraga atau
media pembelajaran yang bisa digunakan pada berbagai tempat dan keadaan, baik
di sekolah maupun di rumah. Tujuan pembelajaran itu telah dianggap selesai
apabila siswa sudah memiliki sejumlah kemampuan di bidang matematika
d. Standar
Kompetensi Matematika Sekolah Dasar
|
Kemampuan Matematika yang dipilih dalam
Standar Kompetensi ini dirancang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
agar dapat berkembang secara optimal serta memperhatikan pula perkembangan
pendidikan matematika di dunia sekarang ini, untuk mencapai kompetensi tersebut
dipilih materi-materi dengan memperhatikan struktur keilmuan, tingkat kedalaman
materi, serta sifat esensial materi dan ketercapaiannya dalam kehidupan
sehari-hari.
Bangun datar dalam arti matematika
disini adalah bangun-bangun geometri dan
bangun-bangun aljabar. Bangun-bangun geometri itu diantaranya titik garis,
ruang garis, sudut, kurva, segitiga, bangun bersisi empat, lingkaran, kerucut,
bola, tabung, dan sebagainya. Bangun datar itu sendiri adalah bangun yang
dibuat (dilukis) pada permukaan datar.
Dengan demikian
menurut penelitian ini yang disebut dengan bangun datar adalah bangun yang
digambar (dilukis) pada permukaan datar dan mempunyai sisi-sisi.
Fungsi Model Bangun Datar ini adalah
dapat digunakan untuk membantu pemahaman tentang konsep atau pengertian bangun
datar.
Menurut peneliti dalam penelitian
ini, manfaat media adalah membantu mewujudkan situasi belajar mengajar,
membangkitkan motivasi belajar, meningkatkan kualitas hasil belajar, serta
mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
e. Tinjauan Bangun Datar
1. Persegi
Menghitung keliling persegi dapat dilakukan dengan satuan tak baku dan satuan baku
a.
Dengan satuan tak baku
Contoh :
|
12
|
11
|
10
|
9
|
|
13
|
|
|
|
|
8
|
14
|
|
|
|
|
7
|
15
|
|
|
|
|
6
|
16
|
|
|
|
|
5
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
|
|
Cara menghitung keliling yaitu
tinggal menghitung jumlah satuan yang ada di tepi seperti gambar di atas.karena
persegi memiliki 4 sisi sama panjang satuannya, maka dapat dihitung kelilingnya
K= s +
s + s + s
= 4 + 4 + 4 + 4
=
16 satuan
b.
Dengan satuan baku

|
|||
|
Cara
menghitung :
Keliling = s + s + s + s
= 4 + 4 + 4 + 4
= 16 cm
Jadi kelilingnya = 16 cm

2.
Persegi Panjang
Sama halnya dengan keliling bangun persegi, maka
keliling persegi panjang dapat dihitung
dengan satuan tidak baku dan satuan baku.
a.
Dengan satuan tak baku
Contoh :
|
|
16
|
15
|
14
|
13
|
12
|
11
|
|
17
|
|
|
|
|
|
|
10
|
18
|
|
|
|
|
|
|
9
|
19
|
|
|
|
|
|
|
8
|
20
|
|
|
|
|
|
|
7
|
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
|

Cara
menghitungnya sama dengan bangun persegi, yaitu tinggal
menghitung petaknya satuan yang
di tepi.
Hanya panjang dan lebar persegi panjang berbeda
ukurannya.
Jadi , keliling persegi panjang di atas = p + l + p + l
=
6 + 4 + 6 + 4
=
20 satuan
b.
Dengan satuan baku
Contoh
:

6
cm
l 4 cm l
|
|

3.
Segitiga
Untuk mengukur keliling segitiga, harus
mengetahui panjang masing- masing sisi.
Contoh :

|
|
|
||||
|
Cara lain untuk mengukur keliling segitiga.
|
Contoh :

|
||||||
|
||||||
|
Langkah –
langkah :
a.
Tempelkan benang pada titik A.
b.
Bentangkan dari titik A dan b
dan dari titik B ke titik C, terus kembali ke titik A. Benang dipotong
c.
Ukur benang tersebut dengan
penggaris
B. Kerangka Pemikiran
Proses belajar mengajar merupakan usaha sadar untuk
mencapai tujuan pembelajaran sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum
pendidikan. Proses kegiatan belajar mengajar ini berlangsung timbal balik
antara siswa dengan guru.
Hasil belajar setiap siswa berbeda-beda, ada yang tinggi
dan ada pula yang rendah, hal ini bukan semata-mata salah dari siswa itu
sendiri. Kemungkinan ini juga salah dari guru yang mengajar dikarenakan kurang
tepatnya dalam penyajian materi, pemilihan metode, dan penggunaan media yang
kurang tepat. Untuk itu guru mengupayakan suasana yang menyenangkan sehingga
siswa tertarik terhadap materi yang diajarkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar pada penelitian ini,
guru menggunakan media bangun datar dengan maksud mengenalkan kepada siswa
secara langsung dan mengoptimalkan penggunaan media secara individual yang
dibuat menarik sehingga memperkuat ingatan siswa. Hal ini akan terlihat apabila
siswa tersebut selalu mendapat nilai lebih baik dari sebelumnya.
Berdasarkan pada uraian di atas, maka alur kerangka pemikiran dalam
penelitian ini dapat digunakan sebagai berikut:
|
Gabar. 1 Kerangka Pemikiran

C. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dari kerangka pemikiran di
atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai
berikut: Bahwa hasil belajar akan meningkat apabila pembelajaran Matematika itu
dengan penguasaan materi bangun datar pada siswa kelas III.
|
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu
Penelitian
- Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan
UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012 Adapun alasan
memilih lokasi penelitian di Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan karena
peneliti sebagai guru kelas III pada sekolah tersebut dan berusaha untuk meningkatkan
hasil belajar Matematika khususnya pada materi bangun datar.
- Waktu
Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan mulai bulan
Maret sampai dengan bulan Juni 2012 pada kurun semester genap, dengan perincian
sebagai berikut:
a.
Minggu ke-3 bulan April 2012 konsultasi judul.
b.
Minggu ke-1 bulan Mei 2012 kegiatan
pembelajaran sebelum siklus
c.
Minggu ke-2 bulan Mei 2012 siklus I
d.
Minggu ke-3 bulan Mei 2012 siklus II
e.
Minggu ke-4 bulan Mei 2012 Pelaporan.
f.
Minggu ke-1 bulan Juni 2012 Penjilidan.
B.
Bentuk dan Strategi
Penelitian
- Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian ini
oleh peneliti lebih banyak menekankan pada masalah perbaikan proses
pembelajaran di kelas, maka bentuk dari penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Dengan penelitian ini peneliti berharap akan mendapatkan
informasi yang sebanyak-banyaknya untuk meningkatkan praktik-praktik
pembelajaran di kelas secara lebih profesional
2. Strategi
Penelitian
|
Dalam penelitian ini menggunakan model siklus
menurut Mc Toggart dalam Basuki Wibowo (2003 : 17). Dalam hal ini peneliti
menggunakan dua siklus. Adapun tahap
setiap siklusnya meliputi perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi , dan
refleksi.
a. Siklus I meliputi:
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam
perencanaan ini diantaranya adalah membuat perencanaan pengajaran, membuat dan
melengkapi media pembelajaran, membuat lembar observasi, dan merancang alat
evaluasi.
2) Pelaksanaan
Tindakan
Pelaksanaan yang dilaksanakan
dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan
pembelajaran sebagaimana yang telah direncanakan.
3)
Observasi
Di dalam observasi ini
dilaksanakan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan.
4) Refleksi
Di dalam tahap refleksi ini, data-data yang diperoleh
melalui observasi dikumpulkan dan dianalisis guna mengetahui seberapa jauh gaya
yang telah membawa perubahan dan perubahan mana yang terjadi.
b. Siklus II, meliputi:
1) Perencanaan
Kegiatan yang
dilakukan dalam perencanaan siklus II ini diantaranya adalah dengan membuat
rencana pembelajaran, memperjelas media bangun datar, membuat lembar observasi,
dan merancang alat evaluasi.
2)
Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang
dilaksanakan dalam tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagaimana yang telah
direncanakan sesuai dengan rencana pembelajaran.
3) Observasi
Di dalam observasi ini
dilaksanakan terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi
yang telah dipersiapkan.
|
4) Refleksi
Di dalam tahap refleksi ini,
data-data yang diperoleh pada siklus II di observasi lalu dikumpulkan dan
dianalisis guna mengetahui seberapa jauh gaya yang telah membawa perubahan dan
dibandingkan dengan siklus I, serta seberapa besar perubahan yang terjadi.
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
|||||||||||||
![]() |
![]() |
||||||||||||
|
|||||||||||||
![]() |
![]() |
Dari hasil refleksi dan evaluasi siklus
I menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Matematika pada siswa kelas V Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan,
namun belum sesuai hasil yang diharapkan karena rata-rata kelasnya baru
mencapai 5,30. Karena prestasi belajar yang diharapkan berhasil apabila sudah
mencapai rata-rata di atas 6,50, maka dibuat siklus II yang meliputi
tahapan-tahapan, seperti tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi
dan tahap refleksi. Demikian juga untuk siklus III, dan selanjutnya sampai
prestasi belajar Matematika meningkat.
|
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.
Pengamatan / Pengumpulan
Data
Berdasarkan hasil pemantauan analisis data yang ada,
dapat dilihat adanya peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, serta
perkembangan hasil belajar Matematika siswa kelas III Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan.
Peningkatan siswa dalam pembelajaran antara lain:
1.
Siswa lebih aktif memperhatikan
penjelasan guru
2.
Siswa lebih kreatif dalam
merangkai bentuk bangun datar
3.
Siswa lebih aktif dalam
menjawab pertanyaan guru
4.
Rasa ingin tahu dan keberanian
siswa untuk bertanya semakin meningkat
5.
Siswa lebih aktif mengerjakan
tugas-tugas yang diberikan guru
Dari temuan
di atas bahwa hasil belajar Matematika dengan penguasaan materi mencari
keliling siswa kelas III Sekolah Dasar Djama’atul Ichwani Kerten mengalami peningkatan.
Peningktan hasil belajar Matematika dapat dilihat dalam tabel
frekuensi nilai Matematika siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan di bawah
ini.
Tabel 1: Data Frekuensi Nilai Matematika
Kelas III Sekolah Dasar jama’atul
Ichawan Sebelum
Tindakan
No
|
Interval
Nilai
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Keterangan
|
|
1
|
9,0-10,0
|
0
|
19.05%
|
Istimewa
|
|
2
|
8,0-8,9
|
0
|
28.57%
|
Baik
Sekali
|
|
3
|
7,0-7,9
|
2
|
23.80%
|
Baik
|
|
4
|
6,0-6,9
|
3
|
16.67%
|
Cukup
|
|
5
|
5,0-5,9
|
8
|
9.52%
|
Hampir
Cukup
|
|
6
|
4,0-4,9
|
12
|
2.38%
|
Kurang
|
|
7
|
3,0-3,9
|
11
|
0.00%
|
Hampir
Kurang
|
|
8
|
2,0-2,9
|
6
|
0.00%
|
Kurang
Sekali
|
|
9
|
1,0-1,9
|
0
|
0.00%
|
Sangat
Sekali
|
|
10
|
0,0-0,9
|
0
|
0.00%
|
Sangat
Kurang Sekali
|
|
|
Jumlah
|
42
|
100%
|
|
|
Tabel : 2 Daftar siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan sebelum siklus
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
1
|
Alivia M
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
2
|
Arwan A
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
3
|
Ismail RR
|
45
|
Kurang
|
||
4
|
Adhirajasa DA
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
5
|
Alda A
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
6
|
Alfatian DA
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
7
|
Annisa Dewi NP
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
8
|
Annisa Dyah A
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
9
|
Ari F
|
75
|
Baik
|
||
10
|
Arlin A
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
11
|
Bayu MP
|
40
|
Kurang
|
||
12
|
Brisa L
|
75
|
Baik
|
||
13
|
Christiana DB
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
14
|
Danda NK
|
30
|
Hampir Kurang
|
||
15
|
Diva HP
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
16
|
Faisal IA
|
65
|
Cukup
|
||
17
|
Febyan A
|
40
|
Kurang
|
||
18
|
Gregorius MY
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
19
|
Ian SB
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
20
|
Kilat P
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
21
|
Kurniawan BP
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
22
|
Michael EK
|
45
|
Kurang
|
||
23
|
M Yahya RL
|
45
|
Kurang
|
||
24
|
M Bob A
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
25
|
M
Rizqi NA
|
45
|
Kurang
|
||
26
|
Novera DK
|
50
|
Hampir Cukup
|
||
27
|
Oktaviana NS
|
30
|
Hampir Kurang
|
||
28
|
Otniel APT
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
29
|
Raihan MF
|
45
|
Kurang
|
||
30
|
Reva A
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
31
|
Riski WP
|
45
|
Kurang
|
||
32
|
Ryan Aditya
|
45
|
Kurang
|
||
33
|
Ryan Dana D
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
34
|
Sabena ZP
|
60
|
Cukup
|
||
35
|
Sisilia APP
|
45
|
Kurang
|
||
36
|
Tuah P
|
40
|
Kurang
|
||
37
|
Wida P
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
38
|
Yuan DP
|
35
|
Hampir Kirang
|
||
39
|
Aida NA
|
50
|
Hampir Cukup
|
||
40
|
Malik GN
|
45
|
Kurang
|
||
41
|
Nicodemus JW
|
65
|
Cukup
|
||
42
|
Dionesus D
|
55
|
Hampir Cukup
|
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa
sebelum dilaksanakan tindakan siswa memperoleh nilai di atas 6,4 hanya 4
siswa atau 9,51%. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai di bawah
6,4 masih sebanyak 38 siswa atau 90,49% pada sebelum tindakan.
|
Gambar : 3 Data sebelum siklus

Melihat tabel di atas bahwa pembelajaran
Matematika pada penguasaan materi bangun datar belum berhasil, maka perlu
adanya perbaikan dalam proses belajar mengajar serta pengunaan alat
pembelajaran yang sesuai. Sebab dengan menggunakan alat pembelajaran yang
sesuai hasilnya akan meningkat dan lebih baik sesuai yang diinginkan.
B.
Temuan dan Hasil
Pembahasan
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I
ternyata penerapkan penguasaan pembelajaran Matematika pada materi bangun datar mengalami peningkatan meskipun
belum maksimal. Ini terlihat dari daftar pada
data siklus I di bawah ini. Siswa yang memperoleh nilai lebih dari 6,4
adalah 13 siswa atau 30% dan yang memperoleh nilai di bawah 6,4 masih 29 siswa
atau 70%. %. Namum demikian oleh peneliti akan dilanjutkan lagi pada siklus II
karena pembelajaran dianggap berhasil karena rata-ratanya masih 5,30
Data hasil penilaian prestasi belajar
Matematika siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan seperti yang terlihat pada Tabel
2 berikut ini.
|
Tabel 3: Data Frekuensi Nilai Matematika Kelas III Siklus I
No
|
Interval
Nilai
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Keterangan
|
|
1
|
9,0-10,0
|
1
|
19.05%
|
Istimewa
|
|
2
|
8,0-8,9
|
2
|
28.57%
|
Baik
Sekali
|
|
3
|
7,0-7,9
|
4
|
23.80%
|
Baik
|
|
4
|
6,0-6,9
|
9
|
16.67%
|
Cukup
|
|
5
|
5,0-5,9
|
9
|
9.52%
|
Hampir
Cukup
|
|
6
|
4,0-4,9
|
8
|
2.38%
|
Kurang
|
|
7
|
3,0-3,9
|
5
|
0.00%
|
Hampir
Kurang
|
|
8
|
2,0-2,9
|
4
|
0.00%
|
Kurang
Sekali
|
|
9
|
1,0-1,9
|
0
|
0.00%
|
Sangat
Kurang
|
|
10
|
0,0-0,9
|
0
|
0.00%
|
Sangat
Kurang Sekali
|
|
|
Jumlah
|
42
|
100%
|
|
Tabel
; 4 Daftar siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan Kerten siklus I
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
1
|
Alivia M
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
2
|
Arwan A
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
3
|
Ismail RR
|
60
|
Cukup
|
||
4
|
Adhirajasa DA
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
5
|
Alda A
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
6
|
Alfatian DA
|
45
|
Kurang
|
||
7
|
Annisa Dewi NP
|
70
|
Baik
|
||
8
|
Annisa Dyah A
|
30
|
Hampir Kurang
|
||
9
|
Ari F
|
85
|
Baik Sekali
|
||
10
|
Arlin A
|
45
|
Kurang
|
||
11
|
Bayu MP
|
50
|
Hampir Cukup
|
||
12
|
Brisa L
|
100
|
Istimewa
|
||
13
|
Christiana
DB
|
45
|
Kurang
|
||
14
|
Danda NK
|
30
|
Hampir Kurang
|
||
15
|
Diva HP
|
45
|
Kurang
|
||
16
|
Faisal IA
|
85
|
Baik Sekali
|
||
17
|
Febyan A
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
18
|
Gregorius MY
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
19
|
Ian SB
|
45
|
Kurang
|
||
20
|
Kilat P
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
21
|
Kurniawan BP
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
22
|
Michael EK
|
60
|
Cukup
|
||
23
|
M Yahya RL
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
24
|
M Bob A
|
25
|
Kurang Sekali
|
||
25
|
M Rizqi NA
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
26
|
Novera DK
|
65
|
Cukup
|
||
27
|
Oktaviana NS
|
30
|
Hampir Kurang
|
||
28
|
Otniel APT
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
29
|
Raihan MF
|
65
|
Cukup
|
||
30
|
Reva A
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
31
|
Riski WP
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
32
|
Ryan Aditya
|
65
|
Cukup
|
||
33
|
Ryan Dana D
|
35
|
Hampir Kurang
|
||
34
|
Sabena ZP
|
75
|
Baik
|
||
35
|
Sisilia APP
|
65
|
Cukup
|
||
36
|
Tuah P
|
50
|
Hampir Cukup
|
||
37
|
Wida P
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
38
|
Yuan DP
|
60
|
Cukup
|
||
39
|
Aida NA
|
65
|
Cukup
|
||
40
|
Malik
GN
|
85
|
Baik Sekali
|
||
41
|
Nicodemus JW
|
75
|
Baik
|
||
42
|
Dionesus D
|
75
|
Baik
|

Gambar 4 Data Siklus I
.
Tabel
: 5 Data
Frekuensi Nilai Matematika Siswa Kelas III SD Djama’atul Ichwan Siklus
II
No
|
Interval
Nilai
|
Frekuensi
|
Prosentase
|
Keterangan
|
|||
1
|
9,0-10,0
|
8
|
19.05%
|
Istimewa
|
|
||
2
|
8,0-8,9
|
12
|
28.57%
|
Baik
Sekali
|
|||
3
|
7,0-7,9
|
10
|
23.80%
|
Baik
|
|||
4
|
6,0-6,9
|
7
|
16.67%
|
Cukup
|
|||
5
|
5,0-5,9
|
4
|
9.52%
|
Hampir
Cukup
|
|
||
6
|
4,0-4,9
|
1
|
2.38%
|
Kurang
|
|||
7
|
3,0-3,9
|
0
|
0.00%
|
Hampir
Kurang
|
|
||
8
|
2,0-2,9
|
0
|
0.00%
|
Kurang
Sekali
|
|||
9
|
1,0-1,9
|
0
|
0.00%
|
Sangat
Kurang
|
|||
10
|
0,0-0,9
|
0
|
0.00%
|
Sangat
Kurang Sekali
|
|||
|
Jumlah
|
42
|
100%
|
|
Tabel : 6 Daftar siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan Siklus
II
No
|
Nama
Siswa
|
Nilai
|
Keterangan
|
||
1
|
Alivia M
|
45
|
Kurang
|
||
2
|
Arwan A
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
3
|
Ismail RR
|
80
|
Baik Sekali
|
||
4
|
Adhirajasa DA
|
65
|
Cukup
|
||
5
|
Alda A
|
75
|
Baik
|
||
6
|
Alfatian DA
|
65
|
Cukup
|
||
7
|
Annisa Dewi NP
|
90
|
Istimewa
|
||
8
|
Annisa Dyah A
|
65
|
Cukup
|
||
9
|
Ari F
|
100
|
Istimewa
|
||
10
|
Arlin A
|
70
|
Baik
|
||
11
|
Bayu MP
|
75
|
Baik
|
||
12
|
Brisa L
|
100
|
Istimewa
|
||
13
|
Christiana DB
|
70
|
Baik
|
||
14
|
Danda NK
|
65
|
Cukup
|
||
15
|
Diva HP
|
70
|
Baik
|
||
16
|
Faisal IA
|
100
|
Istimewa
|
||
17
|
Febyan A
|
75
|
Baik
|
||
18
|
Gregorius
MY
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
19
|
Ian SB
|
70
|
Baik
|
||
20
|
Kilat P
|
75
|
Baik
|
||
21
|
Kurniawan BP
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
22
|
Michael EK
|
80
|
Baik Sekali
|
||
23
|
M Yahya RL
|
75
|
Baik
|
||
24
|
M Bob A
|
55
|
Hampir Cukup
|
||
25
|
M Rizqi NA
|
75
|
Baik
|
||
26
|
Novera DK
|
85
|
Baik Sekali
|
||
27
|
Oktaviana NS
|
65
|
Cukup
|
||
28
|
Otniel APT
|
80
|
Baik Sekali
|
||
29
|
Raihan MF
|
85
|
Baik Sekali
|
||
30
|
Reva A
|
65
|
Cukup
|
||
31
|
Riski WP
|
80
|
Baik Sekali
|
||
32
|
Ryan Aditya
|
85
|
Baik Sekali
|
||
33
|
Ryan Dana D
|
65
|
Cukup
|
||
34
|
Sabena ZP
|
95
|
Istimewa
|
||
35
|
Sisilia APP
|
85
|
Baik Sekali
|
||
36
|
Tuah P
|
80
|
Baik Sekali
|
||
37
|
Wida P
|
80
|
Baik Sekali
|
||
38
|
Yuan DP
|
80
|
Baik Sekali
|
||
39
|
Aida NA
|
85
|
Baik Sekali
|
||
40
|
Malik GN
|
100
|
Istimewa
|
||
41
|
Nicodemus JW
|
95
|
Istimewa
|
||
42
|
Dionesus D
|
95
|
Istimewa
|
|

Gambar 5 : Data Siklus II
Karena pada siklus II rata-ratanya sudah memenuhi
standart yang diharapkan yaitu 7,61 maka oleh peneliti tidak dilanjutkan pada
siklus selanjutnya. Bagi siswa yang belum mencapai nilai yang diharapkan
diberikan perbaikan lagi secara individu dan bagi siswa yang sudah mencapai
nilai yang diharapkan diberikan penguatan sehingga siswa akan lebih giat
belajar. Secara lebih rinci perkembangan prestasi belajar Matematika siswa
kelas III SD Djama’atul
Ichwan dalam
dapat dijelaskan sebagai berikut:
|
Tabel 7 : Rekapitulasi Nilai Rata-rata
Sebelum Tindakan dan siklus I
Materi Matematika
|
Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar
|
Keterangan
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Pengukuran luas bangun datar
|
4,33
|
5,30
|
Meningkat tetapi
belum seperti yang diharapkan
|
Tabel
8 : Persentase Nilai Siswa Sebelum dan Sesudah Siklus I
Materi Matematika
|
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai ≥ 6,40
|
Persentase
|
Keterangan
|
||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Pengukuran luas bangun datar
|
4
|
13
|
9,51%
|
30,00%
|
Meningkat tetapi
belum seperti yang diharapkan
|
Dari Tabel 4 dan 5 dapat
dilihat bahwa pembelajaran Matematika dilaksanakan pada siklus I pada
penguasaan materi bangun datar sudah menunjukkan peningkatan hasil, namun
peningkatan tersebut belum sesuai yang diharapkan peneliti.
Dengan demikian
penelititian dilanjutkan pada siklus II dengan materi yang sama. Setelah
dilaksanakan tindakan untuk pembelajaran Matematika dengan menggunakan media
bangun datar pada siklus II terlihat adanya perkembangan hasil belajar
Matematika dari siklus I.
Tabel 9 : Nilai Rata-rata
Kelas Mata Pelajaran Matematika Sebelum dan Sesudah Tindakan Siklus II
Materi Matematika
|
Rata-rata Nilai Tes Hasil Belajar
|
Keterangan
|
|||
Sebelum
|
Sesudah
|
||||
Pengukuran luas bangun datar
|
5,30
|
7,61
|
Berhasil
|
Selanjutnya
dari perhitungan jumlah siswa yang memperoleh nilai di atas rata-rata pada
siklus II, dapat peneliti paparkan dalam tabel berikut:
Tabel 9 : Persentase
Nilai Siswa Siklus I dan Sesudah Siklus
II
Materi Matematika
|
Jumlah Siswa yang Mendapat Nilai ≥ 6,40
|
Persentase
|
Keterangan
|
||
Sebelum
|
Sesudah
|
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Pengukuran luas bangun datar
|
13
|
28
|
30,00%
|
88,00%
|
Berhasil
|
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata kelas pada tabel 6 dan jumlah
siswa yang mendapat nilai di atas rata-rata pada tabel 7, merefleksikan bahwa
pembelajaran Matematika melalui media bangun datar pada kelas III SD Djama’atul Ichwan
secara klasikal telah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar.
Dari keseluruhan
tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan bahwa
peningkatan hasil belajar Matematika siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan dapat
dilakukan dengan menerapkan pembelajaran Matematika melalui media bangun datar.
Hal ini nampak jelas dengan adanya peningkatan-peningkatan nilai yang diperoleh
siswa baik perorangan maupun klasikal pada setiap putaran atau siklus.
Dengan demikian
dapat diajukan suatu rekomendasi bahwa
pembelajaran Matematika penguasaan materi bangun datar dapat meningkatkan hasil
belajar pada siswa kelas III SD Djama’atul Ichwan UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan Kota Surakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012
|
BAB
V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN
SARAN
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksankan dalam dua siklus, dengan menerapkan pembelajaran Matematika melalui
penggunaan media bangun datar pada siswa kelas III Sekolah Dasar Djama’atul Ichwan
dapat diketahui bahwa:
1.
Pembelajaran Matematika dengan
menggunakan materi bangun datar dapat meningkatkan hasil belajar. Sebelum
melaksanakan pembelajaran Matematika dengan bangun datar perlu disusun
perangkat pendukungnya yang meliputi: (a) memilih materi pembelajaran yang
sesuai, (b) melakukan analisis kompetensi dasar dari hasil belajar, (c) memilih
indikator yang sesuai dengan pembelajaran, (d) menyusun rencana pembelajaran
matematika yang berdasarkan pada indikator.
2.
|
Dalam menerapkan pembelajaran Matematika
bangun datar, guru menghadapi beberapa kendala baik dalam perencanaan maupun
dalam pelaksanaan. Kendala tersebut diantaranya: memerlukan waktu yang cukup
banyak dalam menyususun perangkat pendukungnya, kurang tersedianya alat peraga
yang dibutuhkan secara individu, dan tuntutan untuk melakukan evaluasi yang
lebih beragam. Untuk mengatasi kendala tersebut guru bekerja keras dengan
mengerahkan seluruh kemampuan berpikir dan waktu luangnya untuk menyusun
perangkat pendukung pembelajaran Matematika, memanfaatkan benda-benda di
sekeliling siswa sebagai media pembelajaran, dan untuk mendukung pelaksanaan
evaluasi yang beragam (penilaian proses, penilaian tugas, dan penilaian hasil
belajar) guru menerapkan multi metode dalam pembelajaran diantaranya:
demonstrasi, kerja kelompok, dan pemberian tugas. Hasil penelitian tindakan kelas pada
siklus I sudah menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar Matematika
khususnya materi pengukuran keliling pada bangun datar. Namun peningkatan itu
belum sesuai yang diharapkan peneliti karena rata-rata yang diperoleh baru
5,30, oleh peneliti dianggap berhasil
apabila rata-rata kelas sudah mencapai 6,4 ke atas. Dengan demikian peneliti
berusaha kembali mengulang materi pengukuran luas bangun datar pada siklus II
yang bertujuan siswa paham betul mencari luas bangun datar. Ternyata pada
siklus II sudah menunjukkan peningktan yang berarti. Semula pada siklus I
rata-rata kelasnya hanya 5,30, sekarang sudah mencapai 7,61 pada siklus II dan
presentase siswa yang memperoleh nilai di atas 6,4 juga sudah mencapai 88,00%.
Berdasarkan
hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan siklus tersebut di atas,
ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya, artinya bahan
pembelajaran Matematika dengan materi
bangun datar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas III Sekolah
Dasar Djama’atul Ichwan UPTD Dikpora Kecamatan Laweyan Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan demikian
pembelajaran Matematika dengan materi bangun datar yang dilaksanakan pada siswa
kelas III dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
B.
Implikasi
Penetapan
model dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan pada materi bangun datar dalam pembelajaran Matematika.
Model yang dipakai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model siklus.
Adapun prosedur penelitiannya terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus
II. Siklus I dilaksanakan pada minggu ke 2 bulan Mei 2012 dan siklus II
dilaksanakan pada minggu ke 3 bulan Mei 2012. Pada setiap siklus
mengulang materi yang sudah diajarkan sebelumnya. Dalam setiap tindakan atau siklus terdiri
dari 4 tahapan kegiatan yaitu, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, dan refleksi. Kegiatan ini dilakukan terus berdaur ulang.
|
Sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu perencanan.
Perencanan ini selalu memperhatikan setiap perubahan yang dicapai pada siklus
sebelumnya, terutama pada setiap tindakan yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini didasarkan pada hasil
analisis perkembangan dari pertemuan yang satu ke pertemuan yang lain dalam
satu siklus, dan dari analisis perkembangan peningkatan pada siklus pertama
sampai siklus kedua.
Berdasarkan kriteria temuan dan pembahsan hasil
penelitian seperti yang diuraikan dalam bab IV, maka perbaikan ini layak dipergunakan untuk membantu guru
dalam menghadapi permasalahan yang sejenis. Di samping itu perlu perbaikan yang
lebih lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan
hasil belajar siswa. Pembelajaran Matematika dengan materi bangun datar pada hakekatnya layak digunakan
dan ditingkatkan oleh guru yang menghadapi masalah sejenis, terutama untuk
mengatasi masalah peningkatan hasil belajar siswa. Adanya kendala yang dihadapi
dalam menerapkan pembelajaran Matematika dengan materi bangun datar harus diatasi semaksimal
mungkin. Oleh karena itu kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan dalam
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
C.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas ini, maka
ada beberapa saran untuk dipertimbangkan dan sekaligus untuk meningkatkan hasil
belajar siswa.
- Kepada Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan pengadaan berbagai alat
peraga Matematika khususnya bangun datar untuk kelas III, baik droping maupun
swadaya sekolah, sehingga lebih menunjang dalam penanaman konsep-konsep
Matematika secara lebih nyata sekaligus meningkatkan aktivitas belajar siswa
dan memperdayakan penggunaan peraga.
- Kepada Guru
Hendaknya mempersiapkan secara cermat dan tepat
perangkat pendukung pembelajaran Matematika dan fasilitas belajar khususnya
media bangun datar. Karena media bangun datar sangat mempengaruhi efektivitas
dan efisiensi pembelajaran yang pada akhirnya berpengaruh pada proses dan hasil
belajar siswa.
- Kepada Siswa
|
Siswa hendaknya ikut serta berperan aktif
dalam proses pembelajaran dan selalu mengerjakan tugas-tugas yang diberikan
oleh guru serta meningkatkan usaha belajarnya, sehingga akan memperoleh hasil
yang optimal.
- Kepada Orang Tua
Peran serta dan perhatian orang tua sangat menentukan
keberhasilan pendidikan siswa, sebab waktu yang paling banyak adalah di rumah.
Oleh karenanya pengawasan siswa di rumah lebih banyak daripada di sekolah.
Pendidikan akan berhasil apabila ada kerjasama antara
orang tua dan guru. Bimbingan orang tua di rumah sangat berarti dalam kemajuan
belajar siswa, tanpa bantuan orang tua, pendidikan anak tidak optimal.